
Sejarah Tari Kecak yang Perlu Kamu Ketahui!
Jika pernah melihat langsung tari kecak, mungkin kamu akan berdecak kagum saat melihatnya. Kumpulan penari yang membentuk lingkaran sambil berseru “cak cak cak cak cak” selama pertunjukan berlangsung dan ditampilkan pula kisah dari ramayana. Siapa yang puas hanya melihat sekali saja?
Tari kecak sendiri sebenarnya bukan merupakan tarian yang sudah ada sejak zaman kuno, tapi tarian ini adalah kesenian dari sendratari yang terinspirasi dari rituang Sang Hyang. Ini menjadi salah satu sarana komunikasi spiritual masyarakat dengan para dewa atau roh leluhur.
Biasanya di dalam kondisi yang tidak sadar, mereka akan terus menari dan diiringi dengan temban-temban pemujaan dan iringan tetabuhan. Ini adalah tradisi budaya yang dilakukan untuk menolak bala. Tari kecak sangat dinantikan oleh para wisatawan yang tengah berkunjung ke Bali.
Tarian ini juga bisa menjadi atraksi yang sangat diminati oleh para wisatawan yang sedang berada di Bali. Biasanya tarian ini dibawakan oleh 50-60 orang penari pria yang bertelanjang dada. Mereka akan duduk melingkar di arena atau panggung, mengelilingi obor. Para penari menggunakan sarung kotak-kotak khas Bali (poleng), sambil meneriakkan “cak cak cak cak cak” sambil mengangkat dua tangannya.
Lalu bagaimana sejarah dari tarian legendaris ini? Berikut kami akan membahasnya secara singkat!
Sejarah tari Kecak
Tari kecak awalnya berasal dari ide seorang penari Bali yang bernama I Wayan Limbak dan juga pelukis berkebangsaan Jerman yakni Walter Spies. Keduanya melakukan kolaborasi untuk memodifikasi beberapa unsur tari dari Sang Hyang agar bisa menciptakan tari kecak. Sekitar tahuun 1930, tarian ini sudah mulai diperkenalkan.
Tari Sang Hyang sendiri merupakan bentuk kegiatan adat untuk bisa menolak bala. Para penarinya akan berada di dalam kondisi yang tidak sadar, lalu mereka akan melakukan komunikasi dengan para dewa atau roh leluhur.
Mereka berdua pun melakukan inisiatif untuk mengambil beberapa komponen tari dari Sang Hyang dan melakukan modifikasi pada gerakan tersebut. Keduanya juga menyisipkan kisah populer ramayana dan membuatnya menjadi seni tari drama.
Pada tari kecak, I Wayan Limbak sering kali memainkan peran menjadi Kumbakarna, adik dari maharaja raksasa Rahwana. Saat itu, Limbak seakan menjadi idola, setiap pertunjukkannya pun selalu ramai untuk didatangi penonton.
Meski populer hingga ke mancanegara, sayangnya sosok dari I Wayan Limbak ini masih jarang untuk diketahui. Khususnya bagi mereka yang merupakan masyarakat di luar Bali. Ini memang wajar, karena sumber yang membicarakan mengenai I Wayan Limbak memang tidak banyak. Pada beberapa catatan disebutkan bahwa sebelum Walter Spies datang ke Bali, I Wayan Limbak sudah melakukan inovasi pada bidang seni tari.